ceo

SEO Links Exchanges, Blog Link Building Service Build Your Links For Free, Links Building Service SEO Links Attitude | Free SEO Links Building Free Backlink Service, Links Building 4 Free

Senin, 20 Agustus 2012

Pembukaan Air Terjun Lemoe Umpungeng

Sebagai bagian dari upaya mewujudkan Umpungeng menjadi desa`wisata (Umpungeng ecotourism village), sebuah rintisan awal telah dimulai, yakni dibukanya permandian alam air terjun Lemoe. Tanggal 20 Agustus 2012 tepatnya sehari setelah perayaan Idul Fitri 1433 H, 3 orang yang mewakili 3 generasi yakni Muhammad Emil (kalangan muda), Sudirman (Dewasa) dan Siti Aisyah (Orang Tua) melakukan survey awal sekaligus merintis jalan sementara menuju lokasi. Survey sederhana yang dilakukan telah memberi kesan mendalam bagi ke tiganya oleh keindahan airterjun dan kawasan sekitarnya.

Lokasi air terjun ini hanya berjarak 300 m dari pusat pemukiman warga, terletak dipinggir jalan yang menghubungkan antara Desa Gattareng dengan Dusun Umpungeng. Lokasi yang memiliki air jernih dengan kolam berbentuk segi tiga ini hanya berjarak 5 km dari jalan poros Bulu Dua menuju Makassar Ibukota propinsi Sulawesi Selatan atau dapat ditempuh selama 30 menit menggunakan kendaraan roda dua. Hal yang paling mengesankan dari objek wisata alam ini adalah batu tempat jatuhnya air yang berbentuk belahan pipa raksasa lurus memanjang hingga kedasar tempat jatuhnya air. Selain menimbulkan suara gemuru yang memperkuat kesan kesejukan alam,  batu yang menjadi saluran air yang terbentuk dari proses alam tersebut juga menimbulkan riak gelombang sepanjang air mengalir hingga terlihat berwarna putih. Terdapat dua air terjun dan dua kolam renang utama yang tersusun seperti layaknya kolam renang yang menempati bangunan dua lantai. Luas kolam atas bebentuk lingkarang yang lebih menyerupai tungku besar yang berisi air bening berdiameter 15 m dengan kedalaman mencapai 3 meter. Sementara air terjun kedua tingginya mencapai 25 m dengan kolam renang membentuk segi tiga dengan kedalaman mencapai 5 m. Tempat ini memiliki nilai sejarah dimana orang-orang terdahulu menggunakan tempat ini sebagai tempat pembersihan bagi yang dianggap bersalah atau melanggar aturan adat. Atas dasar tersebut para sepuh dan tokoh adat kini menganjurkan agar setiap pengunjung berprilaku sopan serta bertutur kata yang baik terutama saat berada di lokasi. 
Demi kenyamanan saat berada di tengah hutan, dianjurkan agar setiap pengunjung melengkapi diri dengan peralatan  renang yang cukup seperti pakaian renang, kecamata air untuk menikmati pemandangan bawah air. Disamping itu seluru pengunjung wajib menjaga sampah terutama berbahan plastik (non organik), Tidak membawa benda tajam demi menghindari penebangan pohon sembarangan, dilarang membawa zat kimia / bahan racun dan sejenisnya demi menjaga perusakan species yang dapat mengakibatkan rusaknya alam disekitar lokasi objek.          
   
Semangat persatuan dan gotong royong warga telah membuahkan hasil, beberapa infrastruktur dasar telah dibangun antara lain jalan akses dari jalan utama menuju objek. Kondisi jalan yang sangat jurang dan terjal menuju lokasi mengakibatkan warga kesulitan menemukan jalan yang nyaman dan datar. Beruntunglah warga terbiasa dengan medan jalan seperti ini, akhirnya warga berinisiatif membuat anak tangga hingga sampai ke lokasi yang jumlah anak tangganya dibuat berdasarkan jumlah Asma Al Husnah (syifat Allah).  Dengan melalui tangga ini setiap pengunjung dapat berzikiri Azma Al Husna sambil berolah raga.

Kini warga tengah mempersiapkan bangunan infrastruktur pendukung lainnya yang akan memberi kenyamanan pengunjung disamping menjaga kebersihan dan kelestarian alam sekitar yakni bangunan Toilet umum, Mushallah, Tempat pembakaran sampah plastik & P3K. Jika peduli, kami mengundang partisipasi anda demi mewujudkan cita-cita bersama yaitu objek wisata alam yang menarik, bersih dan bebas polusi. amin
     

0 komentar:

Posting Komentar

Testimoni Pengunjung