ceo

SEO Links Exchanges, Blog Link Building Service Build Your Links For Free, Links Building Service SEO Links Attitude | Free SEO Links Building Free Backlink Service, Links Building 4 Free

Jumat, 01 Oktober 2010

Sumber Daya Alam

Desa Umpungeng / Umpungeng Ecotourism Village merupakan salah satu desa tertua di tanah bugis yang merupakan warisan para leluhur  yang hingga saat ini masih terjaga keindahan alamnya. Patut disyukuri karena desa ini telah diwariskan kepada generasi yang sangat perduli terhadap lingkungan dan alam sekitarnya. Penduduk desa Umpungeng masih menganut  kearifan local yang berpegan pada tata nilai positif seperti kejujuran, keramah-tamahan, kasih sayang baik  terhadap sesama, terhadap hewani dan bahkan terhada tumbu tumbuhan. Inilah  kekayaan & aset yang merupakan karunia Ilahi yang terbesar yang harus terus dijaga dari generasi kegenerasi.

Letak geografis desa Umpungeng berada di antara tiga kota Kabupaten yaki Kota Kabupaten Soppeng sebelah timur, Kab.Barru sebelah barat dan Kab.Bone di sebelah Selatan. Dusun Umpungeng sendiri berada diwilayah hukum Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng.  Wilayah yang beradah dilereng Gunung Poso ini merupakan daerah dengan curah hujan paling tinggi diantara wilayah lain di kabupaten Soppeng yang  secara geografis terbagi 3 Kampung yang dibatasi oleh masing-masing sungai  yakni antara Sungai Lebba-e dengan Sungai Lasaurung terdapat Kampung Bulu batu dan antara Sungai Ladengeng dengan sungai Yawangpulo terdapat Kampung Umpungeng dan Jennae. Aliran sungai-sungai tersebut bermuara ke sungai Langkemme yang selama ini merupakan pengsuplay utama kebutuhan perairan irigasi beberapa kawasan pertanian di Kabupaten Soppeng. Satu hal yang kami syukuri bahwa letak posisi  Umpungeng berada persis pada pertengahan Indonesia, hal ini dapat di lihat lebih jelas pada peta google 

Wilayah Umpungeng pada umumnya pegunungan, kondisi tersebu menjadikan penduduk di Umpungeng umumnya bercocok tanam. Berbagai jenis tanaman yang terdapat di sini seperti tanaman padi merah, sayur-sayuran, singkong,umbi-umbian dengan aneka varitas hingga tanaman keras seperti Nangka, Cokelat, Cengkih, Durian dll. Hasil pertanian penduduk umumnya dikomsumsi sendiri. Gaya bercocok tanamnya pun pada awalnya berpindah-pindah. Hal ini di dorong oleh pengetahuan pertanian yang kurang memadai dan hanya mengelola kebun secara berpindah-pindah. Mereka menganggap bahwa kebun yang sudah sering ditanami lambat laun akan menurun produktifitasnya sehingga harus mencari lahan baru. Namun seiring dengan tingkat pengetahuan petani yang lebih baik, kebiasaan bercocok tanam secara berpindah-pindah ini sudah mulai berubah.  Hal yang menarik dari penduduk setempat adalah budaya kekeluargaan dan gotong-royong yang masih kental. Sehingga untuk menanami kebun tidak membutuhkan waktu lama untuk melakuknnya.
Kondisi alam yang asri dan aliran sungai deras,bening diantara bebatuan yang bersih dikaki pegunungan juga menyimpan potensi lain. Jenis Ikan Moa (kaya kandungan omega3+protein) dulu banyak dijumpai disepanjang sungai disekitar. namun kini sudah mulai langkah akibat perburuan liar oleh para pendatang didaerah ini. Berbagai species seperti  ikan mas dan keong kecil disepanjang aliran sungai kini sudah mulai langka akibat tradisi menangkap lindung dan jenis species lainnya dengan cara menebar racun (sejenis portas) di hulu sungai. 

Harmonisasi alam dengan penduduk lokal Umpungeng yang telah tercipta dan terbangun sejak dulu, kini  telah mewujud menjadi suatu Desa yang alamnya indah mempesona, aneka ragam hayati dapat dijumpai disini.  Keramah tamahan penduduk dengan budaya dan kultur yang sarat dengan  kearifan  lokal siap menghangatkan suasana santai bagi siapa saja yang berkunjung ke desa ini

Kicauan aneka burung, desiran sungai-sungai yang membelah gunung Neneconang dan Gunung Laposo mengalir jernih ditengah bebatuan yang bersih turut  memperkaya nuansa exotic alam ditengah udara dingin dan sejuk. Aneka hidangan tradisional hasil olahan tangan penduduk  desa  menjanjikan cita rasa pedesaan yang gurih dan lezat. Semuanya tersaji dalam satu kesatuan hikmah ” karena alam bersahabat dengan kita”

Gula aren yang merupakan sumber penghasilan utama penduduk desa Umpungeng. Profesi menyadap (Massari) ini merupakan tradisi dari leluhur secara turun temurun dari generasi ke generasi hingga saat ini. Maka tak heran jika kuwalitas gula yang dihasilkan melalui olahan tangan secara tradisional ini merupakan kwalitas  terbaik. Daerah ini mensuplai kebutuhan  gula  aren  di Sulawesi Selatan khususnya kawasan Tanah  Bugis.  Menikmati gula aren ditengah hutan dengan aneka jenis rasa mulai dari gula cair, gula kelapa, gula durian, gula sonri dll akan memberi kesan kuat terhadap kecintaan kita terhadap alam.   

Beberapa hulu sungai yang terdapat di kawasan ini merupakan sumber pengairan yang penting bagi kelangsungan pertanian di sejumlah daerah di Kabupaten Soppeng dan sekitanrnya, seperti Kab. Wajo, Sidrap, Barru, Pangkep dan beberapa daerah lainnya. Hal inilah yang menjadi alasan utama betapa pentingnya menjaga kawasan Umpungeng sebagai sumber mata air dan tentu saja “Agar tetap memberi kehidupan bagi kita semua” khususnya kelangsungan pertanian di seluruh kawasan disekitarnya, agar tetap terjaga” harmony antara alam dan manusia”.



Testimoni Pengunjung