Jumat, 01 April 2011
Akankah Umpungeng tetap menjadi sentra produk Gula Aren Sulawesi selatan?
Dusun Umpungeng, sudah lama terkenal sebagai daerah sentra produksi gula merah yang berasal dari nira phon aren. Produksi gula aren berada di daerah-daerah yang di dominasi oleh pegunungan. Dusun Umpungeng memang secara geografis terletak di kaki pegunungan antara Gunung Laposo dan Gunung Neneconang menyebabkan daerah ini banyak ditumbuhi tanaman poho aren. Hanya saja produksi gula aren dari Dusun Umpungeng selama 15 tahun terakhir terus mengalami penurunan. Ini terjadi karena banyaknya penebangan pohon nira untuk kebutuhan lauk (Pongkol Enau). Sementara pohon pengganti membutuhkan waktu 5 – 7 tahun baru dapat menghasilkan.
Penurunan ini terlihat dari jumlah produksi gula aren yang dapat ditampung oleh para pedagang lokal disana. Penurun produksi jauh lebih besar dibandingkan beberapa tahun yang lalu dimana seorang pedagang bisa menerima 3 hingga 5 kwintal gula aren dari petani setempat per bulannya. Gula tersebut, perbonjor atau setara 1 kilo gula aren dibeli dengan harga Rp 12 ribu. Dalam satu bonjor tersebut berisi sekitar 10 hingga 20 gula aren. Harga ini juga sering mengalami perubahan tergantung pada cuaca. Jika musim hujan, harga cenderung turun karena hujan mempengaruhi mutu gula aren. Kalau musim hujan gula sering kali terlalu lama dipetani karena sulit untuk membawa ke bandar. Apalagi medan perjalanan sangat extrim, dikhawatirkan terlalu basah dapat mengakibatkan gula jadi cepat layu dan kualitas menurun. Jika ini terjadi, maka petani akan mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan.